Tingginya
potensi buah-buahan yang ada di beberapa daerah Indonesia belum
dimanfaatkan secara optimal. Para pengusaha dan petani agrobisnis masih
banyak yang sekedar menjual hasil pertanian apa adanya, tanpa diolah
lebih lanjut menjadi produk makanan yang berkualitas.
Salah
satu contoh pengolahan hasil bumi yang populer adalah dengan menjadikan
produk siap saji yang sangat digemari masyarakat yaitu Kripik.
KENAPA KRIPIK?
- Produk tahan lama tanpa bahan pengawet dan bahan kimia
- Rasa, tampilan dan aroma tidak banyak berubah.
- Disukai oleh semua kalangan.
- Kandungan Gizi tetap terjaga dengan sistem pengolahan yang tepat
Proses Pengolahan
Pengolahan buah segar menjadi kripik buah sangat sederhana, karena pada
dasarrya hanya merupakan proses penguapan air dan bagian buah yang dapat
dimakan. Namun demikian setiap menjaga agar rasa dan aroma khas buah
tidak berubah dan kripik menjad renyah maka proses penguapan air harus
di lakukan dengan cara menggoreng buah menggunakan penggorengan
bertekanan rendah / vakum / hampa.
Kandungan Zat Gizi
Kandungan gizi kripik buah yang diproses dengan alat penggoreng sistem hampa tidak jauh berbeda dengan keadaan buah segar, karena diproses dengan menggunakan suhu rendah. Hasil analisis kandungan gizi per 100 g kripik buah sebagai berikut:
Kandungan gizi kripik buah yang diproses dengan alat penggoreng sistem hampa tidak jauh berbeda dengan keadaan buah segar, karena diproses dengan menggunakan suhu rendah. Hasil analisis kandungan gizi per 100 g kripik buah sebagai berikut:
Total gula : 31,7 g
Protein : 3,0 g
Lemak : 8,6 g
Serat : 4,1 g
Vitamin : 63,3 mg
Kalori :216,4 kkal
Air :5.5 g.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar